BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penginderaan adalah upaya untuk
mengetahui suatu objek dengan menggunakan sensor (alat pengindera), baik sensor
alamiah maupun sensor buatan. Sensor alamiah adalah berupa alat-alat indera,
seperti mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Sensor buatan berupa kamera, sonar, magnetometer,
radiometer dan scanner.
Dalam makalah
ini kami membahas tentang penginderaan jauh dan hal-hal yang berkaitan dengan
penginderaan jauh.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
cara membedakan citra satelit berdasarkan spektrum elektromagnetik, sensor dan
wahana yang digunakan?
2.
Bagaiman
pola dan ciri kenampakan alam dari hasil pemetaan?
3.
Bagaimana
cara mengidentifikasi bentang alam dan bentang budaya melalui citra
penginderaan jauh?
C.
Tujuan
·
Mengetahui apa itu
penginderaan jauh.
·
Mengetahui hasil-hasil
penginderaan jauh.
·
Mengetahui manfaat
penginderaan jauh.
·
Mengetahui keunggulan
penginderaan jauh.
·
Mengetahui keterbatasan
penginderaan jauh.
D.
Metode
Penulisan
Penyusunan
makalah ini menggunakan metode pengkajian dengan literaturnya dari berbagai
sumber.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak
secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh,
(misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal
atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit observasi
bumi, satelit cuaca, memonitor janin
dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit. Di masa modern, istilah penginderaan jauh
mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar
angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan
medis atau fotogrametri. Walaupun
semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari
penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah
"penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan
teresterial dan pengamatan cuaca.
Dan dapat
disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik dalam
usaha untuk mengetahui benda, gejala, dan area dari jarak jauh dengan
menggunakan alat pengindera berupa sensor buatan. Sensor buatan yang digunakan
dalam penginderaan jauh dapat berupa kamera, sonar, radiometer, atau
magnetometer yang dipasang pada wahana pesawat terbang, satelit, pesawat ulang
alik, dan sebagainya.
Adapun pengertian pengindraan jauh
menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :
- Penginderaan
jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik
untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga
menghasilkan informasi yang berguna (Curran, 1985).
- Penginderaan
jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada
objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari
objek yang diindera (Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit, dan citra
radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh.
- Penginderaan
jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak
jauh (Campbell, 1987). Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran
pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu objek.
B. Hasil-hasil
Penginderaan Jauh
Telah
diketahui bahwa objek-objek yang ada di muka bumi dapat direkam oleh sensor.
Karena kamera atau sensor letaknya jauh dari objek yang diindera, maka
diperlukan tenaga yang dapat dipancarkan/dipantulkan oleh objek atau benda
tersebut.
Komponen penting dalam penginderaan jauh antara lain :
1.
Tenaga
Dalam
penginderaan jauh digunakan tenaga yang bersifat alamiah yaitu sinar matahari,
sinar bulan, maupun sinar buatan jika waktu pemotretan dilakukan malam hari.
Yang umum digunakan adalah sinar matahari. Sinar matahari dalam mencapai
permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh waktu, letak, dan kondisi cuaca
setempat.
Penginderaan
yang menggunakan tenaga sinar matahari disebut sistem pasif. Sedangkan kalau
menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif.
2.
Objek
Objek adalah
segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh, antara lain
meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer.
3.
Sensor
Sensor adalah
suatu benda yang digunakan untuk merekam objek-objek di alam. Tiap sensor
mempunyai kepekaan yang berbeda-beda pada bagian spektrum elektromagnetik.
Selain itu, kepekaan sensor juga berbeda-beda dalam merekam objek terkecil yang
masih dapat dikenali dan dibedakan terhadap objek lain yang ada di sekitarnya.
Kemampuan sensor menyajikan gambar objek lain yang terkecil disebut kualitas
sensor. Sensor berdasarkan proses perekamannya, dibedakan menjadi dua macam.
a)
Sensor
Fotografik adalah sensor yang berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak
mata dan menghasilkan foto atau citra.
b)
Sensor
Elektromagnetik adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik
yang beroperasi pada spektrum yang lebih
luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau
citra.
Tenaga terkait
dengan jenis sensor yang digunakan di dalam penginderaan jauh antara lain
berupa.
·
Tenaga
bunyi : jenis sensor
sonar
·
Tenaga
elektromagnetik : jenis sensor kamera,
termometer,
dan
sebagainya
·
Tenaga
gravitasi : jenis sensor
gravitometer
·
Tenaga
magnetik : jenis sensor
magnetometer
·
Tenaga
seismik : jenis sensor seismograf/seismometer
4.
Citra/Keluaran
Citra adalah
gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung
pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada citra dapat dekenali berdasarkan
ciri yang terekam oleh sensor. Tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri
spasial, ciri temporal, dan ciri spektural.
C. Pemanfaatan
Penginderaan Jauh
Ø Bidang Kehutanan
Bidang
kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan
hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan
pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan,
rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap
bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam
penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur
secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi
di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.
Ø Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi
penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang
dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil
yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya
dukunglahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah
satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan.
Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan
penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan
untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.
Ø Bidang Pembuatan Peta
Peta
citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap peta.
Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber
dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan
semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan peta
citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat
ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput
seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date).
Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini
disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan
peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan
manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah.
Ø Bidang Meteorologi (Meteosat, Tiros, Dan Noaa)
Manfaat
penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut :
a. Mengamati
iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam
udara.
b. Membantu
analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan
tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
c. Mengamati
sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan
pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
Ø Bidang Oseanografi (Seasat)
Manfaat
penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut :
a.
Mengamati sifat fisis
laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200
m).
b.
Mengamati pasang surut
dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c.
Mencari lokasi
upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d.
Melakukan studi
perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
Ø Bidang Hidrologi (Landsat/Ers, Spot)
Manfaat
penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut :
a.
Pemantauan daerah
aliran sungai dan konservasi sungai.
b.
Pemetaan sungai dan
studi sedimentasi sungai.
c.
Pemantauan luas daerah
intensitas banjir.
Ø Bidang Geofisika Bumi Padat, Geologi, Geodesi, Dan
Lingkungan (Landsat, Geosat)
Manfaat
penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai
berikut :
a.
Melakukan pemetaan permukaan,
di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b.
Menentukan struktur
geologi dan macam batuan.
c.
Melakukan pemantauan
daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan
persebaran debu vulkanik.
d.
Melakukan pemantauan
distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan, dan
perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara).
e.
Melakukan pemantauan
pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
f.
Melakukan pemantauan
pencemaran udara dan pencemaran laut. (Dra. Sri Hartati Soenarmo MSP, 1993)
D.
Keunggulan dan Keterbatasan Citra Penginderaan Jauh
Diukur dari
jumlah penggunaan dan frekuensinya, akhir-akhir ini penggunan citra
penginderaan jauh semakin meningkat. Ada beberapa alasan yang melandasi
peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh.
1.
Citra
menggambarkan objek atau daerah secara lengkap dengan wujud dan letak yang
mirip wjud dan letak sebenarnya di muka bumi. Sebagai akibatnya, maka citra
merupakan alat yang baik sekali bagi pembuatan peta, baik sebagai sumber data
maupun sebagai kerangka letak.
2.
Citra
menjadi satu-satunya sumber untuk menetapkan daerah bencana seperti daerah yang
sedang dilanda banjir dan gempa bumi secara cepat.
3.
Citra
dapat dibuat pada periode ulang yang pendek, yaitu tiap 16 hari bagi citra
Landsat IV, tiap 6 jam bagi citra satelit cuaca NOAA, dan tiap setengah jam
bagi citra satelit GMS. Oleh sebab itu, citra merupakan alat yang baik sekali
untuk membantu perubahan cepat, seperti pengurangan luas hutan, pemekaran kota,
penaksiran luas tanaman pertanian, aktivitas vulkanik suatu gunung berapi yang
menunjukkan tanda-tanda akan meletus dan lain-lain.
Ada dua keterbatasan utama dari citra penginderaan jauh,
yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak
semua data dapat diinterpretasi. Data yang diperoleh, terbatas pada data objek
atau gejala yang tampak langsung pada citra. Kelompok objek atau gejala ini
meliputi jenis tanah, jenis batuan, air tanah, kualitas perumahan, dan
pencemaran air. Objek atau gejala yang tidak mungkin disadap datanya dari citra
antara lain migrasi, susunan penduduk, dan produksi padi per hektar.
2.
Ketelitian
hasil interpretasi citra sangat tergantung pada kejelasan wujud objek atau
gejala pada citra.
E.
Membedakan Citra-citra Satelit
Citra satelit
atau citra nonfoto adalah citra yang cara pemotretannya dari luar angkasa
melalui satelit. Citra nonfoto dapat dibedakan berdasarkan spektrum
elektromagnetik, sensor, dan wahana yag digunakan.
1.
Spektrum
Elektromagnetik
Berdasarkan
penggunaan spektrum elktromagnetik, citra nonfoto dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu citra inframerah termal dan citra radar.
Citra inframerah termal ialah citra yang dibuat dengan spektrum inframerah
termal. Penginderaannya didasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya yang
tercermin dengan rona atau warna yang berbeda.
Citra radar ialah citra yang disebut dengan spektrum glombang mikro. Citra radar
menggunakan sistem aktif atau tenaga buatan. Disamping itu juga ada citra
glombang mikro yang menggunakan sistem pasir atau tenaga alamiah.
2.
Sensor
Berdasakan
sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu citra tunggal
dan citra multispektral. Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor
tunggal. Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran sensor
jamak. Pada Landsat, citra multispektral sering dibedakan menjadi dua, yaitu
citra Return Bean Vidicon (RBV) yang dibuat dengan kamera Return Bean dan citra
Multi Spektral Scanner (MSS) dan dibuat dengan sensor MSS.
3.
Wahana
Berdasarkan
wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu citra
dirgantara dan citra satelit. Citra dirgantara adalah citra yang dibuat dengan
wahana yang berbeda di udara, misalnya citra inframerah termal, radar, dan MSS.
Citra satelit adalah citra yang dibuat dari angkasa luar.
Citra satelit
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a.
Citra
satelit untuk penginderaan planet. Misalnya citra satelit Ranger dan Viking
(AS) serta citra satelit Runa dan Venera (Rusia).
b.
Citra
satelit untuk penginderaan cuaca. Misalnya citra NOAA (AS) dan citra satelit
Meteor (Rusia).
c.
Citra
satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Misalnya citra Landsat (AS), citra
Soyuz (Rusia), dan citra SPOT (Prancis).
d.
Citra
satelit untuk menginderakan laut. Misalnya citra Sesaat (AS) dan citra MOS (Jepang).
F.
Pola dan Ciri Kenampakan Alam Dari Hasil Pemetaan
- Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan
Menafsirkan
(menginterpretasi) peta adalah tindak lanjut dari membaca peta. Membaca dan
menafsir merupakan suatu kesatuan yang bulat. Artinya, dalam membaca peta sudah
sekaligus menafsir peta.
Interpretasi
peta terdiri atas dua bagian, yaitu : interpretasi fisis dan interpretasi
manusia.
a.
Interpretasi
Fisis
-
Relief
Apabila dalam peta tergambar puncak-puncak pegunungan
yang saling berdekatan dengan ketinggian yang seragam, maka dapat diperkirakan
daerah tersebut bekas dasar lautan yang terangkat ke atas dan kemudian
mengalami erosi lanjut.
-
Hidrografi
Pola aliran sungai yang banyak belokannya menunjukkan
bahwa daerahnya datar, gradien kecil, dan banyak terjadi erosi ke samping
(lateral).
Pola aliran sungai yang lurus menunjukkan daerah tersebut
daerah yang tinggi dan miring. Daerah semacam itu mempunyai gradien sungai yang
cukup besar, banyak jeram, dan lembah sungai berbentuk V.
- Interpretasi Manusia
Pola distribusi
penduduk dapat memberikan petunjuk tentang keadaan relief suatu daerah, keadaan
transportasi, dan tata air suatu tempat, dengan penjelasan sebagai berikut :
1.
Pola
sebaran scattered atau tersebar merata menunjukkan relief daerah tersebut
datar, tanah subur, dan transportasi mudah.
2.
Pola
sebaran dot atau sporadis menunjukkan bahwa daerah itu merupakan daerah yang
sulit, tidak ada air bersih, transportasi belum ada, daerah kapur, dan relief
kasar.
3.
Daerah
yang tergambar dengan pemutusan-pemutusan penduduk selalu dapat ditafsirkan
bahwa daerah tersebut memiliki persediaan air cukup, relief tidak menyulitkan,
transportasi mudah dan tanahnya subur.
G.
Identifikasi Bentang Alam dan Bentang Budaya Melalui
Citra Penginderaan Jauh
Beberapa
Bentang Alam Hasil Penginderaan Jauh :
1.
Sungai
·
Pada foto udara hitam
putih, warna permukaan air seragam. Air yang jernih berwarna gelap dan air yang
keruh berwarna merah. Pada foto udara infra merah, warna pancaran terlihat
gelap.
·
Arah sungai dikenal dengan : a.) Lebar sungai,
yaitu makin lebar ke arah muara, b.) Tempat-tempat pertemuan yang umumnya
menyusut, lancip ke arah aliran sungai, c.) Perpindahan meander, di samping
perpindahan ke bawah aliran sungai, d.) Beda tinggi, yaitu makin rendah ke
muara, e.) Bentuk gosong sungai (river bar) yang runcing dan melebar ke arah
aliran.
2.
Dataran Banjir
·
Permukaan rata dan
letaknya lebih rendah dari sekitarnya. Kalau terjadi ketiraratan biasanya
disebabkan oleh adanya danau tapak kudam point bar, bekas saluran, dan
sebagainya.
·
Tampak sungainya,
meskipun kadang-kadang jauh (bagian terlebar dari dataran banjir di sungai
Missisippi mencapai 125 mil dari sungainya.
·
Rona seragam atau tidak
seragam.
·
Pada umumnya digunakan
untuk tanaman pertanian.
3.
Hutan Bakau
·
Tidak memiliki rona
yang hitam karena daya pantul sangat rendah.
·
Tinggi pohon seragam,
yakni antara 7 - 13 meter.
·
Tumbuh pada pantai yang
becek atau tepi sungai hingga batas air payau.
4.
Hutan Rawa
·
Memiliki tinggi pohon
yang berbeda-beda hingga 50 meter sehingga rona dan teksturnya tidak seragam.
·
Ke arah laut dibatasi
oleh hutan bakau dan ke arah pedalaman dibatasi oleh hutan rimba.
·
Tampak air atau
perairan di dekatnya.
Beberapa
Bentang Budaya Hasil Penginderaan Jauh :
- Rumah,
dapat dikenal melalui bentuk, ukuran, dan bayangannya. Rumah tinggal umumnya
berukuran kecil; gedung sekolah umumnya berukuran relatif lebih besar dari
rumah tinggal; stasiun dapat dikenal dengan ukuran yang relatif besar,
letaknya tersendiri, terdapat tangki air, gerbong kereta api, dan
sebagainya. Pabrik dapat dikenal dari ukurannya yang besar dan panjang,
terdapat tangki air, cerobong asap, rel kereta api, dan sebagainya.
- Jalan
dikenal dari rona dan teksturnya yang sangat kontras dengan lingkungan
sekitarnya. Bentuknya memanjang dan lebarnya seragam. Jalan aspal
bentuknya relatif lebih lurus dan lebarnya lebih seragam. Jalan kereta api
dikenal dengan adanya pembatas kereta api dan pertemuan yang tajam dengan
jalan biasa.
- Persawahan,
ditandai dengan kenampakan pematang-pematang yang memanjang dengan
jalur-jalur tanaman. Bentuk sawah teratur pada tanah yang datar dan tak
teratur pada daerah yang miring.
- Daerah
padang rumput, ditandai dengan rona kelabu putih sampai kelabu sedang dan
teksturnya halus.